• Twitter
  • Technocrati
  • stumbleupon
  • flickr
  • digg
  • youtube
  • facebook

Follow our Network

Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Lombok bag.1

5

Labels:

Abstrak
Dibanding tarekat lain, Qadiriyah-Naqsyabandiyah adalah aliran yang paling banyak berkembang di Lombok, terutama jika dilihat dari jumlah pengikutnya yang mencapai puluhan ribu. Di beberapa tempat daerah ini, eksistensi tarekat terasa kuat daya magnetnya khususnya di kalangan kaum awam, yang mana mereka menaruh kepercayaan secara hampir mutlak kepada mursyidnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pagutan dan Praya memiliki ajaran dasar yang sama yaitu zikir jahr dan khafy. Yang pertama adalah dengan melakukan zikir nafy itsbât dengan membaca lâ ilâha illa Allâh bersuara keras, sedangkan yang kedua melakukan zikir ism zat dengan mengucapkan lafaz Allâh di dalam hati. Ajaran lain bertumpu pada penguatan ubudiyah dan peningkatan akhlaq yang menekankan pada keselarasan aspek syarî’ah, tharîqah, dan haqîqah. Ritual-ritual ini membentuk kesalehan individu di
kalangan anggota jama’ah tarekat, ditandai oleh adanya pengakuan makin mendalamnya pengalaman dan rasa

kedekatan pada Allah, dapat menjauhkan dari maksiat, meningkatkan keimanan dan menambah rasa khusyu’ dalam beribadah. Sedangkan kesalehan sosial yang bisa dilihat secara praktis adalah dari segi komitmen dan ketulusan mereka untuk membantu sesama, namun hanya dalam batas-batas yang sederhana. Pergulatan antara dua bentuk kesalehan ini ditandai oleh dominannya orientasi kesalehan individual dan
terbatasnya kemampuan bagi ekspresi kesalehan sosial.
Kata kunci: tarekat, kesalehan, ritual, zikir, sosial
PENDAHULUAN

Sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman tasawuf dapat ditilik pada dua aspek. Pertama; ajaran tasawuf, yaitu hasil akumulasi pemahaman segi esoterisme Islam ditambah pengalaman pengalaman
para individu kaum sufi dalam menghayati dan mempraktekkan ajaran tersebut. Ajaran ini senantiasa berkembang dari abad ke abad, dengan selalu diwarnai oleh penafsiran, pengembangan, bahkan kritik dan rekonstruksi.
Kedua; tokoh-tokoh tasawuf dan organisasi kaum sufi. Mereka inilah bersama institusi tarekat yang dibentuknya sebagai pemegang kunci penyebaran tasawuf ke berbagai wilayah.
Diantara sekian banyak tarekat yang berkembang di dunia Islam, tarekat Naqsyabandiyah merupakan aliran yang paling banyak pengaruhnya di Nusantara. Seperti telah diteliti oleh Martin Van Bruinessen, tarekat ini sudah ada di Indonesia sejak dua abad sebelum Belanda mengenalnya untuk pertama kali dengan tokoh
utamanya Syekh Yusuf Makassar (1626-1699).1 Selanjutnya tarekat ini berkembang dengan pesatnya hingga abad ke-20 dan tersebar luas ke seluruh kawasan Indonesia, sejak dari Sumatera, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi hingga Lombok. Jaringannya yang demikian luas telah membuat tarekat ini cepat populer, lebih-lebih setelah kiprahnya diakui di tengah masyarakat.

Dalam masa penjajahan Belanda, Naqsyabandiyah merupakan penggerak pemberontakan di berbagai wilayah. Misalnya pemberontakan petani di Banten tahun 1888, pemberontakan diSidoarjo tahun 1903, dan perang anti Bali di Lombok tahun 1894.
Bagaimanapun, ajaran sosial dan sikap politik para pimpinan dan pengikut Naqsyabandiyah jelas sekali menunjukkan semangat kontrol sosial. Persis seperti disinyalir Fazlur Rahman, gerakan sufisme sangat tampak fungsi sosial dan protesnya. Menurutnya, motivasi agama bukanlah satu-satunya faktor langsung dalam
pengembangan gerakan sufi. Fungsi sosial-politiknya, dan juga fungsi protesnya, bahkan lebih merupakan kekuatan dibandingkan 
dengan fungsi keagamaan. Dengan demikian berdasarkan fakta fakta seperti dicatat Bruinessn terdahulu menunjukkan bahwa tarekat di Lombok pada prinsipnya telah menfungsikan dirinya, tidak hanya sebatas gerakan ritualan sich.
Diantara pusat Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) penting yang tergolong besar di Lombok adalah yang berpusat diPraya Lombok Tengah yang dikembangkan oleh (alm) TGH Ma’mun, yang kemudian dilanjutkan oleh TGH. Muhsin Ma’mun dan TGH.Najamuddin Ma’mun. Yang terakhir ini menerima empat ijazah untuk mengajarkan tarekat sehingga pengaruhnya cukup luas hingga sekarang. Selain mengajarkan ajaran-ajaran khas tarekat Naqsyabandiyah, secara politik tarekat yang berada dibawah naungan yayasan Darul Muhajirin ini juga aktif melibatkan diri untuk mendukung salah satu partai politik yang paling berpengaruh di NTB.
Selain Praya, di Pagutan Kota Mataram tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah juga memiliki basis masa luas berkat kegigihan dan kharisma TGH Abhar, yang mana pengikutnya berasal dari berbagai penjuru pulau Lombok. Pada masa hidupnya Pagutan memiliki daya tarik yang sangat kuat, bahkan hingga beliau meninggal dan kemudian digantikan oleh putranya TGH Mustiadi Abhar. Pengajian rutin mingguan selalu ramai diadakan, baik untuk jama’ah bapakbapak maupun khusus untuk ibu-ibu. Sebagaimana TGH. Najamuddin, TGH Mustiadi juga aktif di dunia politik, bahkan kini dia dipercaya sebagai ketua KPU Kota Mataram.
Baik di Praya maupun di Pagutan, eksistensi tarekat terasa kuat daya magnetnya khususnya di kalangan kaum awam. Mereka secara umum menaruh kepercayaan secara hampir mutlak kepada tuan gurunya, khususnya dalam pembinaan mental, pengetahuan dan pengamalan ajaran agama. Meskipun dalam hal pembinaan akhlak
pribadi begitu kuat peran tarekat, tampaknya secara sosial belum begitu teruji. Hal ini dapat dibuktikan dari kasus perang antar kampung yang melibat Presak Timur vs Karanggenteng dimana
Darul Falah sebagai pesantren dan pusat tarekat berpengaruh tidak dapat berbuat banyak. Demikian juga di Praya, keberadaan tarekat tidak banyak mengemuka dan ambil bagian dalam penyelesaian konflik sosial ketika problema muncul tiba-tiba. Kesemuanya ini menunjukkan, kesalehan sosial bukanlah hal mudah untuk
diwujudkan oleh para elite maupun anggota jama’ah tarekat. Berdasarkan latar belakang di atas dapat digarisbawahi, kebutuhan masyarakat khususnya para pengikut TQN terhadap pembentukan kesalehan individu dan sosial terasa sangat besar, dan karena itu mereka rela dan sengaja menjadi pengikut setia tarekat ini.
Persoalannya adalah, nilai-nilai spiritual baru yang kontekstual belum banyak dikembangkan. Dengan demikian, pertanyaan penelitiannya dirumuskan sebagai berikut :
  1. bagaimana ajaran ajaran TQN di Darul Falah Pagutan dan Darul Muhajirin Praya? 
  2. bagaimana pola kesalehan individu yang dihasilkan oleh tarekat?,
  3. bagaimana peran tarekat di kedua tempat tersebut dalam upaya membentuk kesalehan sosial masyarakat?

Penelitian ini menggunakan alat bantu ilmu sosiologi, terutama paradigma fakta sosial dan definisi sosial. Dalam hubungan ini telaah sosiologis mengenal tiga orientasi: orientasi struktural (structural orientation), orientasi tindakan sosial (social action orientation), dan orientasi interaksi perilkau (behavioral interaction orientation). Masing masing orientasi biasanya diimbangi oleh orientasi-orientasi pendekatan secara berturut-turut yaitu: fuctionalism, vertehen, dan positivism. Dari tiga paradigma tersebut, yang dipakai dalam studi ini adalah yang pertama dan kedua dengan penekanan pada segi fenomenologi keagamaan.
Untuk melengkapinya, telaah kepustakaan dalam ilmu tasawuf khususnya tentang perspektif kesalehan juga
digunakan untuk melihat prinsip ajaran dalam tarekat dan bagaimana hal itu dipraktekkan oleh kalangan pengikutnya.

Pondok Pesantren  Darul Falah Pagutan terletak di Kelurahan Pagutan Pagutan Kecamatan Ampenan (sekarang masuk kecamatan Mataram) Kota Mataram. Pesantren ini didirikan  
oleh TGH. Abhar atas kebutuhan pengembangan pendidikan pada era tahun 1950-an. Seiring dinamika zaman, pondok pesantren Darul Falah menampakkan tanda-tanda adanya kemajuan. Hal ini terlihat dengan adanya perbaikan-perbaikan sarana yang ada, dan semakin meningkatnya simpati dan partisipasi masyarakat sekitar. Setiap tahun santri yang masuk terus bertambah, sehingga pada tahun 1968 mencapai 200 orang. Muncullah keinginan untuk menformalkan pesantren dibawah naungan sebuah yayasan. Maksud itu dapat terlaksana dengan diresmikannya pendirian yayasan pada tanggal 24 Nopember 1968, dengan Akta Notaris No. 35/Th. 1968, dengan meyandang nama “Yayasan Pondok Pesantren Darul Falah”. Sejak
tahun 1988, lokasi lama di dekat masjid Pagutan tidak lagi dipakai, maka santri dipindah ke lokasi baru --tempat sekarang ini--. Hingga kini komplek pondok mengalami perkembangan, baik dari jumlah
santri yang menetap dan pulang pergi yg jumlahnya ribuan maupun secara kelembagaannya. Sekarang ini tampuk pimpinan Yayasan Pondok Pesantren berada di tangan TGH. Mustiadi Abhar. Selain sebagai mursyid
tarekat, beliau jg pernah  menjabat ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Mataram. Banyak pejabat pemerintah datang ke pesantren ini sebagai pertanda adanya kemampuan pihak pondok untuk membangun hubungan sosial-politik dengan berbagai stakeholders.

Sedangkan keberaaan pondok pesantren “Darul Muhajirin” yang kini menjadi pusat studi bagi masyarakat Praya pada khususnya dan bagi daerah luar Praya pada umumnya adalah merupakan kelanjutan dari pengajaran yang emban oleh almarhum TGH Makmun. Ponpes dibawah pimpinan TGH. Najamuddin ini
sekarang dapat menampung sekitar 2.600 santri, baik yang tinggal mondok atau pulang pergi. Jumlah tersebut terbagai menjadi bebarapa siswa siswi untuk tingkat pendidikan; MTs/SMP,
Aliyah/SMA dan Takhassus.  Disamping itu, Ponpes Darul Muhajirin yang telah ada sejak tahun 1972 sebagai kelanjutan dari pengajian yang diberikan oleh TGH Makmun di Desa Karang Lebah, secara khusus mengadakan pengajian tarekat; Qadiriyah Naqsyandiyah. Keberadaan pengajian tarekat tersebut adalah sebagai upaya untuk memberikan jalan bagi masyarakat umum agar tidak tergelincir kepada dunia tarekat yang dipandang sesat.

Sejarah Awal dan Silsilah

Meskipun banyak kompleks pemukiman Hindhu di sekitarnya, konteks sosio-kultural masyarakat Pagutan sejak awal abad ke-20 cukup kondusif bagi berkembangan ritual-keislaman. Indikasinya tampak pada adanya masjid besar sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat. Tarekat di Darul Falah didirikan oleh TGH. Abhar (lahir pada tanggal 31 Desember 1926). Dia adalah putra TGH. Muhyiddin, cucu TGH. Abdul Hamid --salah seorang tuan guru yang berjasa besar dalam pengembangan Islam di kawasan Pagutan dan sekitarnya pada abad ke-19--. TGH. Abhar juga mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat di Pagutan, yang mengantarkannya sebagai generasi terdidik. Tamat dari SR, dia melanjutkan ke Darul Ulum Ampenan, sebuah madrasah yang cukup disegani kala itu karena intensitasnya dalam mengkader anak-anak muda.
Selesai di Ampenan, dia ingin mendalami ilmu agama lebih auh. Bersama dengan TGH. Saleh Hambali Bengkel, keduanya berangkat ke Jombang untuk berguru kepada KH. Musta’in Romli dalam bidang tasawuf, yaitu dengan menekuni tarekat Qadiriyah.
Sekembalinya dari Jombang, dia aktif dalam dakwah di Pagutan dan daerah lainnya seperti di Jonggat, Bodak, dan lainnya. Beberapa tahun kemudian, dia kembali ke Jombang untuk mendalami lebih lanjut seluk beluk tarekat, lebih-lebih tarekat Naqsyabandiyah.
Dengan mempelajari kedua aliran ini, sekaligus dia mendalami jenis ketiga yang merupakan penggabungan dua aliran ini, yaitu Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Dengan bekal ijazah dari KH. Musta’in Romli, beliau semakin terdorong untuk mengembangkannya di Lombok.
Selain mengembangkan masyarakat melalui model tabligh, TGH. Abhar lebih tertarik untuk mengajarkan tarekat sebagaimana yang sudah dipelajarinya. Dia mempunyai silsilah yang jelas, bahkan lebih dari satu. Dari dokumen yang ada, ada tiga silsilah yang beliau miliki. Untuk lebih jelasnya, berikut disebut satu silsilah yang hingga kini dipegang kuat dan disampaikan kepada jama’ahnya; KH. Muhammad Mustain, Syaikh Usman Ishaq, Syaikh Muhammad Ramli, Syaikh Muhammad Khalil, Syaikh Muhammad Habibullah, Syaikh Abdul Karim Banten, Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Syaikh
Syamsuddin, Syaikh Farah, Syaikh Abdul Fattah, Syaikh Kamaluddin, Syaikh Usman, Syaikh Abdurrahim, Syaikh Abu Bakr, Syaikh Yahya, Syaikh Waliuddin, Syaikh Nuruddin, Syaikh Zainuddin, Syaikh Syarafuddin, Syaikh Hisamuddin, Syaikh Syamsuddin, Syaikh Muhammad al-Hattak, Syaikh Abdul Aziz,
Sayyidul Asfiya’ wa Qutb al-Auliya’ Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, Syaikh Sa’id al-Mubarak, Syaikh Ibn al-Hasan, Syaikh Ibn al-Faraj, Syaikh Abdul Wahid, Syaikh Abu Bakr, Syaikh Abul Qasim Juneid
al-Baghdadi, Syaikh Sirri as-Saqathi, Sayyiduna Samar al-Kazumi, Syaikh Ibnul Ja’far Ali bin Fawas, Syaikh Fawas al-Katimi, Syaikh Ja’far al-Shadiq, Syaikh Muhammad Baqi, Syaikh Zainul Abidin,
Sayyiduna Syaikh Hasan, Sayyiduna Ali, Sayyid al-Wujuh Muhammad SAW.

Karya-karya yang dihasilkan TGH. Abhar cukup banyak, yang terdiri dari berbagai bidang. Diantara karyanya, satu sudah diterbitkan, sedangkan lainnya masih dalam bentuk manuskrip (tertulis tangan). Yaitu:
  1. Najm al-Hudâ, berisi tentang ajaran tauhid yang disadur dari berbagai sumber dari kalangan Asy’ariyah.
  2. Al-Misbâh al-Munawwarah, berisi penjelsan seputar masalah tasawuf dan ajaran-ajaran tarekat khususnya tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Naskah ini masih bertuliskan tangan, terdiri dari 32 bagian ditambah beberapa lampiran. 
  3. Al-Ru’yâ al-Haqqiyyah, suatu karya yang menjelaskan jenis-jenis mimpi yang dapat diketagorikan benar atau dapat dipertanggungjawabkan. 
  4. Tsamrat al-Fikriyah fî Mubâhats al-Nahwiyyah, merupakan ringkasan materi dalam bidang Nahwu.  
  5. Tsamrat al-Fikriyah fî Mubâhats al- Sharfiyyah, merupakan ringkasan materi dalam bidang sharf. 
  6. Tsamrat al-Fikriyah fî Mubâhats al-Fiqhiyyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang hukum Islam.
  7. Tsamrat al-Fikriyah fî Mubâhats al-Ushûliyyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang ushul
  8. fiqih. 
  9. Tsamrat al-Fikriyah fî Mubâhats al-‘Arûdliyyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang ‘arudl.
  10. Tsamrat al-Fikriyah fî Mubâhats al-Mantiqiyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang logika.
  11. Tsamrat al-Fikriyah fî Mubâhats al-Tafsîriyyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang tafsir.

Pada tanggal 23 Maret 1993 beliau meninggal akibat sakit yang dideritanya. Sepeninggal TGH. Abhar, penerusnya adalah salah seorang putranya, yaitu TGH. Mustiadi Abhar. Semula dia mengambil ijazah tarekat dari ayahnya sendiri. Selanjutnya demi mengisbatkan (mengukuhkan) ijâzah itu beliau mendatangi Kyai
Rifa’i Ramli Tamim (adik Kyai Musta’in Ramli) dan berbay‘ah padanya tepat di tanggal 12 Februari 1994. Beberapa tahun setelah itu, dia mulai mem-bay‘ah sendiri hingga kemudian secara sosiologis masyarakat memastikannya sebagai “mursyid” yang memiliki otoritas tinggi sebagaimana ayahnya. Hingga kini jama’ah yang sudah masuk tarekat ini dan berbai’at dengan beliau sudah mencapaipuluhan  ribu orang.

Sedangkan sejarah Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang dipimpin oleh TGH. Najamuddin Makmun. Beliau lahir di Karang Lebah Praya pada tahun 1920 putera dari TGH. Makmun (w.1937). Tarekat yang dibawanya memiliki mata rantai yang sama dengan di Darul Falah Pagutan, meskipun dari jalur yang berbeda, dan kemudian bertemu pada nama Syaikh Abdul Karim Banten. Silsilah tarekat yang diterima TGH Najamuddin adalah sebagai berikut:
TGH. Najamuddin, Syaikh Makmun, Syaikh Idris Sam’un Banten, Syaikh Makmun bin Abdil Wahid Praya, Syaikh Muhammad Shiddiq Banten, al-Syaikh Abdil Karim, Syaikh Ahmad Khatib Sambas Kalimantan, Syaikh Syamsuddin, Syaikh Muhammad Murad, Syaikh Abdil Fattah, Syaikh Utsman, Syaikh Abdirrahim, Syaikh Abi Bakar, Syaikh Yahya, Syaikh Hisamuddin, Syaikh Waliyuddin, Syaikh Nuruddin, Syaikh Syarafuddin, Syaikh Syamsuddin, Syaikh Muhammad al-Hattak, Syaikh Abdul Aziz, Syaikh Abdul Qadir al-
Jailaniy, Syaikh Abu Said Makhzumi, Syaikh Abu Hasan Ali al-Hakkariy, Syaikh Abu al-Farj Tharthusiy, Syaikh Abdul Wahid al- Tamimiy, Syaikh Abu Bakar Syibliy, Syaikh Abu Qasim Junaid al-Baghdadiy, Syaikh Sirriy al-Saqathiy, Syaikh Makruf al-Karkhiy, Syaikh Abu al-Hasan Ali bin Musa al-Ridha, Syaikh Musa al-Kazhimiy, Syaikh Imam Ja’far al-Shadiq, Syaikh Muhammad al-Baqir, Syaikh al-Imam Zainal Abidin, Syaikh al-Syahid al-Husain, al-Syaikh al-Imam Saiyyidina Ali, Sayyid al-Mursalin Sayyidina
Muhammad SAW.
bersambung kebagian 2....

Comments (5)

postingan masih salah brow,
mohon di koreksi ulang

Lendang batah kok gak masuk

Lendang batah kok gak masuk

Assalamualaikum... Bisa minta biograpinya satu satu tidak

Assalamualaikum... Bisa minta biograpinya satu satu tidak

Posting Komentar